Monday, November 4, 2013

Waspadai Curah Hujan Tinggi Sepanjang Oktober-Desember


REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Pada Oktober-Desember 2013, curah hujan umumnya diperkirakan di atas normal. Curah hujan normalnya berkisar 150 milimeter. Di musim penghujan ini, rata-rata curah hujan di wilayah Indonesia adalah 200-300 milimeter. "Beberapa daerah mengalami curah hujan 300-400 milimeter, namun ada juga yang berkisar 50-150 milimeter," kata Kepala Bidang Informasi Publik Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Mulyono Rahadi Prabowo saat dihubungi di Jakarta, Senin (04/10) siang.

Waspadai Curah Hujan Tinggi Sepanjang Oktober-Desember
Untuk sifat-sifat musim penghujan yang dihadapi pada bulan-bulan mendatang memang bervariasi di tiap-tiap daerah. ''Masing-masing daerah memiliki karakter cuaca dan iklim sendiri. Contohnya saja Bogor, kalau sehari-hari saja di musim kemarau, hujannya di atas normal, maka di musim penghujan, curah hujannya dirasakan seperti biasa. Tapi, coba kalau di NTT yang jarang hujan, lalu dapat hujan di atas normal. Tentu mereka merasakan pengaruh musim yang sangat beda. Ini juga berpengaruh terhadap pertanian.''

Daerah-daerah yang memiliki curah hujan sekitar 200-300 milimeter adalah Sumatra Utara, Sumatra bagian tengah dan barat, Sumatra Selatan, Kalimantan Selatan dan Timur, Papua, Jawa Barat sebelah utara, dan Jawa Timur.


Beberapa daerah di bawah rata-rata perkiraan adalah di Sulawesi yang berkisar 100-200 milimeter. Ada pula pulau-pulau di deretan Nusa Tenggara Timur (NTT) yang curah hujannya di berkisar 50-150 milimeter. Sedangkan di beberapa daerah yang memiliki pegunungan, umumnya curah hujannya sekitar 300-400 milimeter. Daerah-daerahnya antara lain Jakarta, Bogor, Tasikmalaya, selatan Pangandaran, beberapa daerah di Papua, Kalimantan Barat, dan beberapa wilayah di Sumatra. ''Jadi, pada umumnya untuk sifat curah hujan di musim penghujan ini adalah di atas normal.''

Pengaruh rendahnya tekanan dari El Nino dan besarnya La Nina masih membuat curah hujan yang tinggi di wilayah Indonesia. Hal ini juga masih terkait dengan kondisi iklim global di kawasan Asia dan Pasifik. Ini pula, kata Prabowo, yang menyebabkan Indonesia mengalami musim kemarau yang basah atau masih memiliki hujan yang cukup banyak. ''Di musim kemarau Maret-Agustus ini, kondisi suhu muka laut lebih hangat sehingga pembentukan awan hujan yang lebih besar. Itulah sebabnya kita mengalami kemarau basah. Makanya, pada saat masuk musim penghujan, tidak begitu terasa perbedaannya.''

No comments:

Post a Comment