Monday, November 2, 2015

PEMBUATAN PUPUK ORGANIK




TEKNIK PEMBUATAN PUPUK ORGANIK

A.     Pembuatan Pupuk Organik Padat (Kompos)
   Dalam pembuatan kompos ada 2 cara, yaitu :
1.  Pembuatan kompos Secara Aerobik (Memerlukan Udara)
Pengomposan secara aerobik banyak digunakan secara murah dan mudah, serta tidak memerlukan kontrol peroses yang sulit.

Dekomposisi bahan dilakukan oleh mikroorganisme sendiri dengan bantuan udara (oksigen)
Proses pengomposan akan dilakukan secara sederhana  dengan melallui 2 (dua)  tahap yaitu :
a.  Tahap aktif
b.  Selama tapap awal  proses, oksigen dan senyawa- senyawa yang mudah terdegrasi akan segera dimanfaatkan oleh mikrobia misofilik. Suhu tumpukan kompos akan meningkat dengan cepat, dengan diikuti dengan peningkatan pHt kompos. Suhu akan meningkat 50 70 o C. Suhu akan tetap tinggi selama waktu tertentu.
c.   Pada saat ini terjadi proses peruraian bahan – bahan organik, dimana dengan  menggunakan oksigen bahan organik terutai diperoleh CO2, uap air dan panas.
d.  Proses pematangan
e.  Pada saat sebagian bahan organik terurai, maka suhu akan berangsur- angsur turun dan pada saat itu  terjadi proses pematangan serta terjadi penyusutan volume maupun biomassa bahan. Pengurangan dapat mencapai 30-40 % bobot awal.
f.    Bahan dan alat pembuatan kompos.

1)     Bahan – bahan pembuatan kompos aerobik , contohnya :
v  Bahan hijauan, bahan yang berwarna hijau biasanya banyak nitrogen (N) tinggi, diataranya kotoran ternak, daun jagung, limbah pertanian segar, potongan rumput segar, limbah pangkasan tanaman dll.
v  Untuk pembuatan kompos kandang murni dapat digunakan pupuk kandang 100 %
v  Bahan coklatan biasanya bamyak mengandung Carbon (C) tinggi, diantaranya jerami, serbuk gergaji, coco peat, dedak, sekam, golongan kayu, potongan kertas dll
v  Bahan lain seperti limbah rumah tangga, abu dapur

 v  Mikroorganisme aktivator (jika tersedia) dan kebutuhannya (mollase/gula, dedak dan atau urea)
v  Untuk bahan tertentu yang berukuran besar atau panjang seperti jerami, batang jagung, belukar , perlu dicacah atau dipotong menjadi 4- 10 cm, hal ini untuk mempermudah dekomposisi.
2)     Alat- alat yang digunakan
v  Sarung tangan
v  Golok/sabit/chopper/APPO
v  Cangkul, garpu /sekop,
v  Ember plastik
v  Gempor/penyiram
v  Termometer
v  Alat pengaduk kayu
v  Timbangan kasar
v  Saringan
v  Alas/papan bambu
v  Terowongan udara
3)     Tahapan pengomposan
a.      Pemilihan sampah
b.      Pengecilan ukuran bahan
c.      Mencampur bahan
1.    Bahan disusun lengkap, setahap demi setahap bahan dicampur rata dan ditumpuk , apabial kurang lembab ditambah air dan diulan sehingga tetumpuk dengan ketinggian 1 m, membentuk bedengan memanjang, Lebar 2-5 m panjang 50 m
2.    Pada setiaptahapan diberi terowongan bambu atau pipa
1.    Mengukur temperatur
2.    Pengukuran dilakukan tiap hari
3.    Pembalikan ditujuakan untuk membuang panas yang berlebihan, memasukkan udar segar kedalam tumpukan bahan, meratakan proses pelapukkan disebagian tumpukan, meratakan pemberian air, serta membantu penghacuran bahan menjadi partikel- partikel kecil – kecil.
4.    Pembalikan pertama pada hari ke empat, amati kelembaban, campuran bahan dan siklus oksigennya, artinya bila kurang lembab tambah air, bahan tidak rata dicampur /ditambah lagi Pembalikan dilakukan dengan cara
 
-        Membalik, mencampur dan menyimpan tumpukan dari bawah ke atas.
-        Membalik,mencampur, menyimpan tumpukan tengah keluar
-        Membalik, mencampur, menyimpan tumpukan samping kiri ke kanan
-        Membalik, mencampur dan menyimpan tumpukan tengan bawah ke atas
-        Apabila proses pembalikan  udah 4 kali, amati perubahan warna dan aroma dan temperatur
 Apabila warna berubah jadi coklat kehitaman, aroma kompos sudah  
 seperti tanah, maka prose komposing selesai, tingga menunggu
 penurunan temperatur.
5.   Penyaringan
 Penyaringan dilakukan untuk memperoleh partikel kompos sesuai  
 dengan   kebutuhan serta memisahkan bahan – bahan yang tidak
 dapat  dikomposkan dan terbawa waktu mengompos.
6.  Pengemasan dan Penyimpanan
Kompos dikemas di karung atau kantong plastik dan disimpan di tempat yang aman
          Lokasi pembuatan pupuk aerobik  terlindung sinar matahari
2.   Pembuatan kompos secara Anaerobik (tidak perlu udara)
 Pembuatan pupuk anaerobik pada dasarnya sama dengan pupuk aerobik, hanya
 perlu
 ditutup dengan tutup yang kedap udara, seperti lembaran plastik, karung goni dl
 Prinsip pembuatan seperti bio gas,  hasil pengomposan CH4,H2S, H2, CO2, asam 
 asetat, asam butirat, asam laktat, metanol.
Hasil aroma kurang sedap
3.  Pembuatan pupuk fermentasi (bokashi)
Proses sama dengan pupuk anaerob, hanya mikroorganisme yang digunakan adalah terdapat pada EM (Effective Microorganisme), yang berkembang di Indonesia EM4

Permasalahan pembuatan kompos
1.  Bila dalam proses berbau amonia, penyebab terlalu banyak bahan hijau, tambah bahan coklat
2.  Berbau tengik, seperti telur busuk
Penyebab terlalu lembab, atau kurang udara, sehingga terjadi pembusukan, pemecahannya diaduk sampai bau hilang, tambahkan bahan- bahan coklat.
 3.  Mengempal dan berbau telur busuk
Kurang udara, terlalu lembab, kurang udara
Tambahkan bahan coklat, diaduk hingga bau hilang
4.  Kering
Kurang air, tambah air
5.  Terlalu basah
Banyak air, tambahkan bahan padat coklat, diaduk aduk dan di balik
6.  Panas tidak merata, atau bahkan dalam proses panas yang timbul panas
7.  Penyebab kurang bahan hiaju, kurang udara, kurang lembab, bahan tidak dicacah
 Pemecahannya pastikan bahan hikau, dipotong-potong, diaduk, tambah 
 mikroorganisme
8.  Banyak lalat, serangga, belatung
Penyebab ada sampah daging, ikan, susu, santan dll, banyak limbah dapur yang mengandung protein  dan tidak ditutup dengan baik .
Pemecahan dicampur atau ditutup dengan selapis tanah, serbuk gergaji, dedak, atau kompos yang jadi.
9.  Dikasi – kais tikus, kucing
Penyebab ada sisa daging, ikan, makanan busuk
Pemecahan pada waktu pengomposan  bahan tersebut diambil, dibuat tempat khusus, ada lubang- lubang untuk sirkulasi .
Mutu Pupuk Organik padat
1.  Pupuk organik padat yang bermutu adalah yang sudah terdekomposisi dengan  
sempurna   serta tidak menimbulkan efek-efek merugikan tanaman
2.  Penggunaan pupuk organik padat yang belum matang akan menyebabkan
persaingan
   bahan nutrien antara tanaman dan mikroorganisme, sehingga pertumbuhan  
   terhambat
3.  Beberapa ciri pupuk organik padat yang baik, yaitu
1). Berwarna coklat tua mirip tanah
2). Tidak larut dalam air, meski sebagian kompos dapat membuat suspensi
3). Nisbah C/N  sebesar 10 -20, tergantung bahan baku yang digunakan
4). Berefek baik bila diaplikasikan pada tanah
5). Suhu kurang lebih sama dengan suhu lingkungan
6). Tidak berbau

 Aplikasi pupuk organik padat untuk tanaman
1.  Tanaman perkebunan : 2.5- 5 kg per pohon, diberikan disekitar tanaman.
2.  Tanaman hortikultura 1.5 – 20 ton/Ha
3.  Tanaman padi 1 – 5 ton/Ha
4.  Tanaman hias:1/3 dari media tanam

A. Pembuatan Pupuk Organik Cair (POC)
       Contoh Pembuatan POC Babadotan
1.    Potong babadotan panjang 5 cm
2.    Masukkan ke ember
3.    Isi air hingga menutupi babadotan hingga tenggelam, apabila tidak terendam
       beri pemberat
4.    Simpan 7 – 10 hari
5.    Saring apabila mau digunakan 1 liter tambah 14-17 liter.

Perbandingan Rasio C/N dalam Beberapa Bahan Organik

Nama Bahan Organik
Rasio C/N
Urin

0.8   :   1
Darah

   3   :   1
Buangan pemotongan hewan

   2   :   1
Tinja

   6   :   1 hingga  10 : 1
Lumpur aktif

   6   :   1
Sampah sayur-sayuran

 12   :   1 hingga  20 : 1
Sampah dapur campur

 15   :   1
Pupuk hijau

 14   :   1
Ganggang laut

 19   :   1
Kulit kentang

 20   :   1
Jerami gandum

 40   :   1 hingga 125 : 1
Jerami padi

 50   :   1 hingga   70 : 1
Jerami jagung

100  :   1
Serbuk gergaji

500  :   1
Kertas koran

  50  :   1 hingga 200 : 1
Kayu

200  :   1 hingga 400 : 1
Kertas

150  :   1 hingga 200 : 1
Daun-daunan (segar)

  10  :   1 hingga   40 : 1
Daun-daunan (kering)

  50  :   1 hingga   60 : 1
Daun dadap muda

  11  :   1
Daun tephrosia

  11  :   1
Kulit kopi

  15  :   1 hingga   20 : 1
Batang pohon pangkasan, cabang

  15  :   1 hingga   60 : 1
Pangkasan teh

  15  :   1 hingga   17 : 1
Bungkil biji kapuk

  10  :   1 hingga   12 : 1
Bungkil kacang tanah

   7   :   1
Kotoran sapi

  20  :   1
Kotoran ayam

  10  :   1
Kotoran kuda

  25  :   1
Cemara, buah/jarum

  60  :   1 hingga 110 : 1
Kopi bubuk/endapan

  20  :   1
Apel, buah

  21  :   1
Kulit kayu

100  :   1 hingga 130 : 1
Sampah buah-buahan

  35  :   1
Rumput-rumputan potongan/liar (segar)

  12  :   1 hingga   25 : 1
Jagung, bonggol

  60  :   1
Kacang-kacangan

  15  :   1
         

 Simber dari Pustaka BPP Tanjungkerta



No comments:

Post a Comment