TEKNIK
PEMBUATAN PUPUK ORGANIK
|
A. Pembuatan Pupuk Organik Padat (Kompos)
Dalam pembuatan kompos ada 2 cara, yaitu :
1.
Pembuatan
kompos Secara Aerobik (Memerlukan Udara)
Pengomposan secara aerobik banyak digunakan secara murah
dan mudah, serta tidak memerlukan kontrol peroses yang sulit.
Dekomposisi bahan dilakukan oleh mikroorganisme sendiri
dengan bantuan udara (oksigen)
Proses pengomposan akan dilakukan secara sederhana dengan melallui 2 (dua) tahap yaitu :
a. Tahap aktif
b. Selama tapap awal
proses, oksigen dan senyawa- senyawa yang mudah terdegrasi akan segera
dimanfaatkan oleh mikrobia misofilik. Suhu tumpukan kompos akan meningkat
dengan cepat, dengan diikuti dengan peningkatan pHt kompos. Suhu akan meningkat
50 70 o C. Suhu akan tetap tinggi selama waktu tertentu.
c. Pada saat ini terjadi proses peruraian bahan – bahan
organik, dimana dengan menggunakan
oksigen bahan organik terutai diperoleh CO2, uap air dan panas.
d. Proses pematangan
e. Pada saat sebagian bahan organik terurai, maka suhu akan
berangsur- angsur turun dan pada saat itu
terjadi proses pematangan serta terjadi penyusutan volume maupun
biomassa bahan. Pengurangan dapat mencapai 30-40 % bobot awal.
f. Bahan dan alat pembuatan kompos.
1) Bahan – bahan pembuatan kompos aerobik , contohnya :
v
Bahan
hijauan, bahan yang berwarna hijau biasanya banyak nitrogen (N) tinggi,
diataranya kotoran ternak, daun jagung, limbah pertanian segar, potongan rumput
segar, limbah pangkasan tanaman dll.
v
Untuk
pembuatan kompos kandang murni dapat digunakan pupuk kandang 100 %
v
Bahan
coklatan biasanya bamyak mengandung Carbon (C) tinggi, diantaranya jerami,
serbuk gergaji, coco peat, dedak, sekam, golongan kayu, potongan kertas dll
v
Bahan
lain seperti limbah rumah tangga, abu dapur
v
Mikroorganisme
aktivator (jika tersedia) dan kebutuhannya (mollase/gula, dedak dan atau urea)
v
Untuk
bahan tertentu yang berukuran besar atau panjang seperti jerami, batang jagung,
belukar , perlu dicacah atau dipotong menjadi 4- 10 cm, hal ini untuk
mempermudah dekomposisi.
2) Alat- alat yang digunakan
v
Sarung
tangan
v
Golok/sabit/chopper/APPO
v
Cangkul,
garpu /sekop,
v
Ember
plastik
v
Gempor/penyiram
v
Termometer
v Alat pengaduk kayu
v
Timbangan
kasar
v
Saringan
v
Alas/papan
bambu
v
Terowongan
udara
3) Tahapan pengomposan
a. Pemilihan sampah
b. Pengecilan ukuran bahan
c. Mencampur bahan
1. Bahan disusun lengkap, setahap demi setahap bahan
dicampur rata dan ditumpuk , apabial kurang lembab ditambah air dan diulan
sehingga tetumpuk dengan ketinggian 1 m, membentuk bedengan memanjang, Lebar
2-5 m panjang 50 m
2. Pada
setiaptahapan diberi terowongan bambu atau pipa
1. Mengukur temperatur
2. Pengukuran
dilakukan tiap hari
3. Pembalikan
ditujuakan untuk membuang panas yang berlebihan, memasukkan udar segar kedalam
tumpukan bahan, meratakan proses pelapukkan disebagian tumpukan, meratakan
pemberian air, serta membantu penghacuran bahan menjadi partikel- partikel
kecil – kecil.
4. Pembalikan
pertama pada hari ke empat, amati kelembaban, campuran bahan dan siklus
oksigennya, artinya bila kurang lembab tambah air, bahan tidak rata dicampur
/ditambah lagi Pembalikan dilakukan dengan cara
-
Membalik,
mencampur dan menyimpan tumpukan dari bawah ke atas.
-
Membalik,mencampur,
menyimpan tumpukan tengah keluar
-
Membalik,
mencampur, menyimpan tumpukan samping kiri ke kanan
-
Membalik,
mencampur dan menyimpan tumpukan tengan bawah ke atas
-
Apabila
proses pembalikan udah 4 kali, amati
perubahan warna dan aroma dan temperatur
Apabila warna berubah jadi coklat
kehitaman, aroma kompos sudah
seperti tanah, maka prose komposing
selesai, tingga menunggu
penurunan temperatur.
5. Penyaringan
Penyaringan dilakukan untuk memperoleh
partikel kompos sesuai
dengan kebutuhan
serta memisahkan bahan – bahan yang tidak
dapat dikomposkan
dan terbawa waktu mengompos.
6. Pengemasan dan Penyimpanan
Kompos
dikemas di karung atau kantong plastik dan disimpan di tempat yang aman
Lokasi pembuatan pupuk aerobik terlindung sinar matahari
2. Pembuatan kompos
secara Anaerobik (tidak perlu udara)
Pembuatan pupuk
anaerobik pada dasarnya sama dengan pupuk aerobik, hanya
perlu
ditutup dengan
tutup yang kedap udara, seperti lembaran plastik, karung goni dl
Prinsip pembuatan seperti bio gas, hasil pengomposan CH4,H2S, H2, CO2, asam
asetat, asam butirat, asam laktat, metanol.
Hasil
aroma kurang sedap
3. Pembuatan pupuk fermentasi (bokashi)
Proses sama
dengan pupuk anaerob, hanya mikroorganisme yang digunakan adalah terdapat pada
EM (Effective Microorganisme), yang berkembang di Indonesia EM4
Permasalahan pembuatan kompos
1. Bila dalam proses berbau amonia, penyebab terlalu banyak
bahan hijau, tambah bahan coklat
2. Berbau tengik, seperti telur busuk
Penyebab terlalu lembab, atau kurang udara, sehingga
terjadi pembusukan, pemecahannya diaduk sampai bau hilang, tambahkan bahan-
bahan coklat.
3. Mengempal dan berbau telur busuk
Kurang
udara, terlalu lembab, kurang udara
Tambahkan
bahan coklat, diaduk hingga bau hilang
4. Kering
Kurang air, tambah air
5. Terlalu basah
Banyak air, tambahkan bahan padat coklat, diaduk aduk dan
di balik
6. Panas tidak merata, atau bahkan dalam proses panas yang
timbul panas
7. Penyebab kurang bahan hiaju, kurang udara, kurang lembab,
bahan tidak dicacah
Pemecahannya
pastikan bahan hikau, dipotong-potong, diaduk, tambah
mikroorganisme
8. Banyak lalat, serangga, belatung
Penyebab ada sampah daging, ikan,
susu, santan dll, banyak limbah dapur yang mengandung protein dan tidak ditutup dengan baik .
Pemecahan dicampur atau ditutup
dengan selapis tanah, serbuk gergaji, dedak, atau kompos yang jadi.
9. Dikasi – kais tikus, kucing
Penyebab
ada sisa daging, ikan, makanan busuk
Pemecahan
pada waktu pengomposan bahan tersebut
diambil, dibuat tempat khusus, ada lubang- lubang untuk sirkulasi .
Mutu Pupuk Organik padat
1. Pupuk organik padat yang bermutu adalah yang sudah
terdekomposisi dengan
sempurna serta tidak menimbulkan efek-efek merugikan
tanaman
2. Penggunaan pupuk organik padat yang belum matang akan
menyebabkan
persaingan
bahan nutrien antara tanaman dan
mikroorganisme, sehingga pertumbuhan
terhambat
3. Beberapa ciri pupuk organik padat yang baik, yaitu
1). Berwarna coklat tua mirip tanah
2). Tidak larut dalam air, meski sebagian kompos dapat
membuat suspensi
3). Nisbah C/N
sebesar 10 -20, tergantung bahan baku yang digunakan
4). Berefek baik bila diaplikasikan pada tanah
5). Suhu kurang lebih sama dengan suhu lingkungan
6). Tidak berbau
Aplikasi pupuk organik padat untuk tanaman
1. Tanaman perkebunan : 2.5- 5 kg per pohon, diberikan
disekitar tanaman.
2. Tanaman hortikultura 1.5 – 20 ton/Ha
3. Tanaman padi 1 – 5 ton/Ha
4. Tanaman hias:1/3 dari media tanam
A. Pembuatan Pupuk Organik Cair (POC)
Contoh
Pembuatan POC Babadotan
1. Potong babadotan panjang 5 cm
2. Masukkan ke ember
3. Isi air hingga menutupi babadotan hingga tenggelam,
apabila tidak terendam
beri pemberat
4. Simpan 7 – 10 hari
5. Saring apabila mau digunakan 1 liter tambah 14-17 liter.
Perbandingan Rasio C/N dalam Beberapa Bahan Organik
Nama Bahan Organik
|
Rasio C/N
|
|
Urin
|
0.8 :
1
|
|
Darah
|
3
: 1
|
|
Buangan pemotongan hewan
|
2
: 1
|
|
Tinja
|
6
: 1 hingga 10 : 1
|
|
Lumpur aktif
|
6
: 1
|
|
Sampah sayur-sayuran
|
12
: 1 hingga 20 : 1
|
|
Sampah dapur campur
|
15
: 1
|
|
Pupuk hijau
|
14
: 1
|
|
Ganggang laut
|
19
: 1
|
|
Kulit kentang
|
20
: 1
|
|
Jerami gandum
|
40
: 1 hingga 125 : 1
|
|
Jerami padi
|
50
: 1 hingga 70 : 1
|
|
Jerami jagung
|
100 : 1
|
|
Serbuk gergaji
|
500 : 1
|
|
Kertas koran
|
50
: 1 hingga 200 : 1
|
|
Kayu
|
200 : 1
hingga 400 : 1
|
|
Kertas
|
150 : 1
hingga 200 : 1
|
|
Daun-daunan (segar)
|
10
: 1 hingga 40 : 1
|
|
Daun-daunan (kering)
|
50
: 1 hingga 60 : 1
|
|
Daun dadap muda
|
11
: 1
|
|
Daun tephrosia
|
11
: 1
|
|
Kulit kopi
|
15
: 1 hingga 20 : 1
|
|
Batang pohon pangkasan, cabang
|
15
: 1 hingga 60 : 1
|
|
Pangkasan teh
|
15
: 1 hingga 17 : 1
|
|
Bungkil biji kapuk
|
10
: 1 hingga 12 : 1
|
|
Bungkil kacang tanah
|
7
: 1
|
|
Kotoran sapi
|
20
: 1
|
|
Kotoran ayam
|
10
: 1
|
|
Kotoran kuda
|
25
: 1
|
|
Cemara, buah/jarum
|
60
: 1 hingga 110 : 1
|
|
Kopi bubuk/endapan
|
20
: 1
|
|
Apel, buah
|
21
: 1
|
|
Kulit kayu
|
100 : 1
hingga 130 : 1
|
|
Sampah buah-buahan
|
35
: 1
|
|
Rumput-rumputan potongan/liar (segar)
|
12 : 1
hingga 25 : 1
|
|
Jagung, bonggol
|
60
: 1
|
|
Kacang-kacangan
|
15
: 1
|
Simber dari Pustaka BPP Tanjungkerta
No comments:
Post a Comment