MEMBUAT KOMPOS
Untuk menunjang intensifikasi pekarangan di Irian Jaya telah dikaji teknik percocok tanam sistim pupuk organik pada usahatani pekarangan. Sistim ini ternyata menghasilkan volume tisik dan penerimaan petani yang lebih besar. Selain itu anjuran terhadap teknik bercocok tanam dengan cara pupuk organikdidasari atas pertimbangan bahwa para petani di Irian Jaya pada umumnya belum menggunakan pupuk dan pestisida secara intensif.
Penerapan
sistim pupuk organik juga mempunyai aspek pelestarian lingkungan. Dalam teknik bercocok tanam ini dianjurkan pengolahan tanah ganda, pembuatan bedengan tinggi, penambahan
pupuk kandang dan sistim tumpangsari. Karena ketersedian pupuk kandang masih terbatas maka dilakukan adaptasi dengan mengurangi pupuk kandang dan memberikan pupuk kompos.
Berikut ini adalah cara membuat kompos.
Cara membuat kompos
Ada beberapa alternatif cara yang dipilih sesuai kondisi lokal.
- Kompos jadi siap pakai
Pada daerah yang banyak terdapat sampah kota dan desa yang telah mengalami proses pembusukan dan penghancuran yang
cukup lama di
alam terbuka, dapat diterapkan cara ini, sebagai berikut:
- Gali tumpukan sampah (garbage atau sampah lapuk) yang sudah seperti
tanah
- Pisahkan dari bahan-bahan yang tidak dapat lapuk
- Jemur sampai kering, lalu ayak
- Bubuhkan 50 - 100 gram belerang untuk setiap 1 kg tanah sampah.
Bahan:
- 2 1 /4 hingga 4 m3 sampah lapuk (garbage)
- 6,5 m3 kulit buah kopi
- 750 kg kotoran ternak memamah biak (± 50 kaleng ukuran 20 liter)
- 30 kg abu dapur atau abu kayu
Cara Membuat
1). Buatlah bak pengomposan dari bak semen.
Dasar bak cekung dan melekuk di bagian tengahnya. Buat lubang pada salah satu sisi bak agar cairan yang dihasilkan dapat tertampung dan dimanfaatkan.
Atau buatlah bak pengomposan dengan menggali tanah ukuran 2,5 x 1 x 1 m (panjang x lebar x tinggi). Tapi hasilnya kurang sempurna dan kompos yang dihasilkan berair dan lunak.
2). Aduk semua bahan menjadi satu kecuali abu. Masukkan ke dalam bak pengomposan setinggi 1 meter, tanpa dipadatkan supaya mikroorganisme
aerob dapat berkembang dengan baik. Kemudian taburi bagian atas tumpukan bahan tadi dengan abu.
3). Untuk menandai apakah proses pengomposan berlangsung dengan balk, perhatikan suhu udara dalam campuran bahan. Pengomposan yang baik akan meningkatkan suhu
dengan pesat selama 4 - 5 hari, lalu segera menurun lagi.
4). Tampunglah cairan yang keluar dari bak semen. Siram ke permukaan
campuran bahan untuk meningkatkan kadar nitrogen dan mempercepat proses pengomposan.
5). 2 - 3 minggu kemudian, balik-balik bahan kompos setiap minggu. Setelah 2 -
3 bulan kompos sudah cukup matang.
6). Jemur kompos sebelum digunakan hingga kadar airnya kira-kira 50 -60 %
saja.
Kalau di daerah kita tidak tersedia kulit buah kopi, cara ke II dapat diadaptasi
dengan menggantikan kulit buah kopi dengan hijauan seperti Iamtoro atau lainnya.
- Kompos Sistem Bogor
Bahan :
- Sampah mudah lapuk (garbage)
- Jerami yang sudah bercampur dengan kotoran dan air kencing ternak.
- Kotoran ternak memamah biak
- Abu dapur atau abu kayu
Cara Membuat:
1). Timbuni campuran jerami dan sampah setinggi 25 cm di atas bedengan
berukuran 2,5 x 2,5 meter.
2). Timbun lagi campuran kotoran dan air kencing ternak di atas timbunan tadi tipis-tipis dan merata.
3). Timbun lagi campuran jerami dan sampah-sampah setinggi 25 cm.
4). Tutup lagi dengan campuran kotoran dan kencing ternak.
|
5). Timbun bagian paling atas dengan abu sampai setebal ± 10 cm.
6). Balik-balik campuran bahan kompos setelah berlangsung 15 hari, 30 hari dan
60 hari.
7). Setelah di proses selama 3 bulan kompos biasanya cukup matang.
Agar pengomposan berhasil, buatlah atap naungan di atas bedengan pengomposan sebab air hujan dan penyinaran langsung matahari dapat menggagalkan proses pengomposan.
Dari pustaka BPP Tanjungkerta
No comments:
Post a Comment