MENEKAN KEHILANGAN HASIL
Lanjutan BAG II
B. Teknologi Untuk Menekan
Kehilangan Hasil Pasca Panen Padi
1. Strategi untuk Menekan Kehilangan
Hasil Padi
Usaha untuk
menekan kehilangan hasil pascapanen padi yang baik dapat dilakukan dengan pendekatan sistem mutu. Penerpan sistem mutu yakni menggunakan pendekatran proses yang
terkontrol, sehingga mampu telusur bila ada kesalahan dalam proses. Oleh karena itu perlu dokumen mutu dari
setiap tahap proses dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dari teknologi
tersebut. Faktor yang mempengaruhi
kehilangan hasil padi dipengaruhi oleh kondisi pra dan pasca panen. Tahapan pasca panen padi meliputi panen,
pengumpulan, perontokan, pengeringan, penggilingan dan penyimpanan. Oleh karena itu perlu di buat SOP teknik
Budidaya Padi yang baik / Good Agriculture Practices (GAP), Teknik Penanganan Gabah Basah / Good handling
Practices (GHP) dan Teknik Penggilingan Padi Yang Baik (GMP). Dengan penerapan sistem mutu diharapkan
menjadi model penanganan pasca panen yang baik untuk menekan kehilangan hasil
padi.
2. Paket Teknologi Pasca Panen
Padi
Dalam merakit
paket teknologi pasca panben padi untuk menekan kehilangan hasil bertdasarkan
kondisi penerapan pasca panen di lokasi kegiatan dan pemilihan komponen –
komponen teknologi yang terrsedia dan dirangkum menjadi Pewtunjuk Operasional
di lapang ( Standar Operasional Prosedur / SOP) pada setiap tahap pasca panen
Secara umum
penerapan SOP pemanenan di lokasi lahan irigasi dan lahan tadah hujan berbeda,
namun untuk SOP pengeringan dan penggilingan padi dapat dirterapkan untuk kedua
lokasi tersebut
a. Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik
Pemanenan Padi
Proses pemanenan Padi
A. TAHAP PANEN
1.
Penentuan sistem panen
Panen dan
perontokan dilakukan oleh kelompok pemanen / kelompok tebasan dengan anggota 5
– 7 orang
2. Penentuan saat panen
Panen ditentukan
berdasarkan kenampakan malai padi di lahan sawah 90 % berwarna kuning. Pemanenan dilakukan pada kondisi lahan kering
antara pukul 08.00 – 15.00
3. Pemotongan
Padi
Cara panen
dilakukan dengan cara potong bawah (5 – 10 cm di atas permukaan tanah)
menggunakan sabit
4. Pengumpulan
padi
Padi yang telah
di potongf dikumpulkan atau digunduk dengan menggunakan alas plastik 1m x 1
m. Penundaan perontokan dalam bentuk
gundukan tidak boleh lebih dari 1 malam
5. Pengangkutan
padi
Gundukan padi
dibungkus alasnya diangkut ke lokasi perontokan. Gundukan dipindahkan ke alas
alas perontokan dari bahan plastik / terpal berukuran 6 m x 6 m
6. Penundaan
perontokan
Sebaiknya
langsung dilakukan perontokan, namun bila dilakukan penundaan perontokan dalam
bentuk gundukan, tidak boleh lebih dari 1 hari.
Gundukan padi di beri als terpal dan ukuran tinggi gundukan maksimum 1
meter.
B.TAHAP
PERONTOKAN
1. Persiapan alat perontok padi
Perontokan dilakukan di atas alas berukuran 6
m x 6 m dan dilengkapi dengan tirai
Perontokan menggunakan pedal thresher atau
mesin perontok dioperasikan 2 orang dan dilengkapi tirai
2.
Perontokan padi
Perontokan
menggunakan pedal thresher yang dioperasikan 2 orang. Dengan cara mengumpan 1
genggam padi ( maks 1 kg) pada thresher yang berputar. Pengumpanan dilakukan dengan memegang pangkal
batang jerami, dengan 4 – 5 kali balikan sampai bersih dengan kayuhan normal
untuk menghasilkan putaran optimal (50-100 rpm)
3. Pembersihan gabah kering panen
Jerami sisa
gebotan di periksa sebelum dibuang dan diambil sisa gabahnya yang masih
menempel pada malai
4. Pengemasan gabah kering panen
Gabah hasil
perontokan dimasukan kedalam karung yang utuh dan diikat atau dijahit dengan
jarum karung
1.
Pengangkutan gabah kering panen
Gabah siap
diangkut ke rumah petani dengan menggunakan speda atau mobil. Penjemuran gabah harus dilakukan segera atau
satu hari setelah perontokan
Diagram
Alir Proses Pemanenan Padi
Padi
Penentuan sistem panen
Penentuan saat panen
Pemotongan padi
Pengumpulan padi
Persiapan alat perontok padi
Perontokan padi
Pembersihan gabah kering panen
Pembersihan gabah kering panen
Pengkutan gabah kering panen
Gabah
kering panen
b. Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik
Penjemuran Padi
Proses Penjemuran Padi
1. Persiapan pelalatan
jemur
Alas penjemur
Alas penjemuran terpal
plastik, luas 6 m x 6 m untruk kapasitas penjemuran 450 kg
Lantai jemur
Penjemuran gabah dilakukan
diatas lantai semen dengan permukaan datar atau bergelombang
2 .Pengangkutan bahan baku
gabah (GKP)
Gabah kering panen di kemas
dalam karung plastik utuh yang diikat
GKP diangkut kerumah petani
dan siap di keringkan
Penyimpanan GKP maksimum
satu malam dalam karung
3. Penjemuran gabah
Penjemuran dengan alas semen dengan permukaan bergelombang
Tebal penjemuran 3 cm
Perataan ketebalan jemuran menggunakan garuk
Pembalikan dilakukan setiap dua jam sekali dan dibersihkan kotorannya
Lama penjemuran dua hari, sampai kadar air 14 %
Gabah kering giling
diistirahatkan selama 1 malam (tempering time).
Kemudian gabah dapat langsung digiling atau dikemas dalam karung plastik
yang diikat serta disimpan ditempat kering sampai maksimum 4 bulan dengan alas
balok kayu
4. Pengumpulan dan
pengemasan gabah kering giling
Gabah kering giling dikumpulkan, diistirahatkan selama 1 malam ( tempering
time)
Gabah dapat langsung
digiling atau dikems dalam karung plastik yang utuh dan diikat
Gabah disimpan ditempat
kering sampai maksimum 4 bulan dengan alkas balok kayu ( pallet)
Diagram Alir Proses
penjemuran Padi / Gabah
Gabah kering panen
Persiapan peralatan jemur
Pengangkutan bahan baku
Penjemuran gabah
Pengumpulan gabah
Pengangkutan gabah
Penyimpanan
No comments:
Post a Comment