Saturday, April 9, 2022

MENEKAN KEHILANGAN HASIL PANEN PADI (BAG II)


MENEKAN KEHILANGAN HASIL PANEN PADI
Lanjutan BAG II


B.     Metode Pengukuran Kehilangan Hasil Pada Tahap Pemanenan

Data kehilangan hasil pasca panen padi yang diacu oleh Pemerintah adalah data pengukuran Badan Pusat Statistik (BPS).  Metode lama untuk pengukuran kehilangan hasil  pada pemanenan menggunakan  petak kontrol (metode petak kontrol), sedangkan metode BPS baru menggunakan papan yang dikembangkan oleh IRRI ( International Rice Research Institute) Philippnina ( metode papan), sehingga akan menghasilkan data kehilangan hasil pemanenan yang berbeda.
Pengukuran kehilangan hasil pada tahap pemanenan dilakukan cara panen petani dengan metode petak kontrol dan metode papan, diulang 5 rwesponden petani.  Pemilihan responden diusahakan mewakili varietas padi dan proporsional terhadap luas panen per varietas yang ada di lokasi.

1. Metode Petak Kontrol
Pemakaian petak kontol  2,5 m  x  2,5 m mempuinyai kekuatan pada jumlah sample yang lebih luas,  sedangkan kelemahannya sering terjadi kelebihan jumlah rumpun padi, terutama pada tanaman padi yang tidak teratur.

Prosedur :
Penentuan petak ubinan :  Untuk petak sawah / bidang tanah kering yang berbentuk bujur sangkar,  ambilah ujung barat daya dari petak tanah tersebut sebagai pangkal sumbu.  Bila petak sawah tidak berbentuk bujur sangkar, sedapat mungkin pangkal sumbu diambil pada sudut barat daya.  Bila kita berdiri pada pangkal sumbu tersebut, maka garis yang mengarah barat timur dinyatakan sebagai sumbu X dan sebagai sumbu Y diambil garis yang mengarah  utara – selatan dan tegak lurus pada sumbu X (Gambar 2.)..  Penentuan titik ubninan petani dan titik ubinan kontrol.  Setelah menentukan titik petak ubinan menentukan titik ubinan petani dengan mengukur jarak yang sama ke arah sepanjang sumbu X dan sumbu Y yaitu titik (X<Y).  Ukuran petak ubinan petani 2,5 m  x  2,5 m.  Penentuan titik ubinan kontrol, disekitar ubinan petani dengan ukuran petak ubinan  1 m  x  1 m.
Rumus :

Bobot hasil ubinan kontrol -  Bobot ubinan petani
Kehilangan hasil panen =                                                                                     x 100 %
Bobot ubinan petani  


               U

                                                                   K3
                                    K1
                                                          Ubinan                   K5
                                                    2,5 m  x  2,5 m
                                        K2
                                                                           K4
                                                                                                     
            0                                                                                           T
           Keterangan :
           K1, K2, K3, K4 dan K5    = Petak kontrol
U  = arah utara
T   = arah timur
Gambar 2.  Petak ubinan metode petak kontrol


2. Metode Papan
Susut saat panen diperoleh dengan cra menghitung jumlah butir gabah yang melekat pada papan pengamatan yang dipsang pada petak ubinan dan dikonversi dengn tabel konversi susut panen, seperti gambar 1.
Akurasi pengukuran kehilangan  hasil padi pada tahap pemanenan ditentukan oleh cara pengambilan ubinan dan metode pengukuran yang digunakan.  Kesalahan penentuan petak ubinan sering terjadi disebabkan oleh
a. Petugas Lapang dalam menentukan titik ubinan tidak mengikuti arah timur barat, akan tetapi mengikuti bentuk petak rumpun tanaman, sehingga tidak mewakili kesuburan tanaman ditinjau dari aspek penyinaran matahari,  Bahkan kadang – kadang dilakukan petugas lapang dengan cara menghitung jumlah rumpun di dalam petak ubinan.

b. Bila jarak tanam yang ukurannya kecil atau besar, maka benbtuk ubinan dapat digeser – geser, sehingga tidak obyektif dan bahkan dapat menjadi nilai kehilangan hasil terlalu tinggi atau negatif.

c. Walaupun ada pedoman pengukuran kehilangan hasil dari Badan Pusat Statistik (BPS), namun petugas lapang sering tidak menggunakan peralatan ubinan ( menggunakan tali rafia / tidak menggunakan alat ubinan ). Oleh karena itu kompetensi petuggas lapang dan sarana peralatan harus disiapkan.

Pengukuran kehilangan pada tahap pemanenan yang dilakukan dengan metode papan (BPS, 2006) menunjukan bahwa kehilanggan yang terjadi relatif lebih rendah dibanding dengan metode petak kontrol (BPS, 1985).  Hasil pengamatan menunjukan bahwa jumlah gabah yang dapat ditangkap pada 9 papan yanbg berukuran 40 cm  x  14 cm pada ekosistem padi lahan irigasi  bervariasi antara 30 – 60 butir gabah atau setara dengan 42 – 87 kg per hektar gabah yang hilang (tabel konversi).  Sedangkan jumlah gabah yang dapat ditangkap oleh 9 papan yang berukuran 40 cm  x  14 cm pada ekosistem padi lahan tadah hujan berkisar antara 54 – 85 butir gabah atau setara dengan 97 – 108 kg gabah per hektar.  Pengukuran kehilangan hasil dengan metode papan sebesar 0,97 % pada ekosistem lahan irigasi dan sebesar 1,57 % pada lahan tadah hujan (Tabel 2.).  Pengukuran kehilangan hasil menggunakan metode petak kontrol atau metode pembanding ternyata menghasilkan angka yang lebih besar, yaitu 14,76 % pada ekosistem irigasi dan 13,36 % pada ekosistem tadah hujan.  Tingginya angka kehilangan tersebut disebabkan adanya kesalahan dalam menghitung produksi lahan per hektarnya. Semakin kecil ukuran petak ubinan yang dibuat  akan menghasilkan konversi produksi yang makin besar.  Perbedaan tersebut juga disebabkan adanya perbedaan  cara pengukuran dan penghitungannya.  Kehilangan tahap pemanenan dengan metode petak kontrol dilakukan dengan membandingkan antara kehilangan hasil pada perlakuan petani dengan kontrol (zero losses).  Metode petak kontrol mempunyai kelemahan anatara lain  bila hasil ubinan kontrol lebih kecil dari ubinan petak perlakuan, maka kehilangan hasil negatif (-) dan kurang teliti dibandingkan dengan metode papan.  Perbedaan cara pengukuran kehilangan hasil antara metode petak kontrol dan metode papan. 

       Tabel 3. Kehilangan panen padi  pada ekosistem yang berbeda

Agroekosistem
Metoda pengukuran kehilangan hasil tahap panen
MH 2006
Metode petak kontrol
Metode papan
Lahan irigasi
14,76 %
0,97 %
Lahan tadah huan
13,36 %
1,57 %

Tabel 4. Perbedaan cara pengukuran kehilangan hasil antara metode petrak kontrol dan metode papan

No
Cara pengukuran kehilangn hasil
Metode Petak Kontrol
Metode Papan
1.
Ukuran petak ubinan petani 2,5 m  x 2,5 m dan petak kontrol 1m  x  1 m
Ukuran petak ubinan petani 5 m  x 5 m
2.
Kelebihannya :
-       Luas ubinan 2,5 m x 2,5 m sudah biasa dilakukan seperti mengukur ubinan produktivitas
-       Peralatan lebih sederhana, hanya alat ubinan, alat ukur kadar air dan timbangan

Kelemahannya :
-       Luas ubinan 5 m x 5 m belum biasa dilakukan
-       Peralatan lebih banyak dari pada menggunakan metode petak kontrol.

3.
Kelemahannya :
-    Perhitungan menggunakan rumus. Cara pengukuran tidak langsung dengan membandingkan berat ubinan konterol dan berat ubinan perlakuan petani.
-    Hasil perhitungan kehilangan hasil lebih besar dibanding dengan metode papan dan bahkan negatif (-) karena luas petak kontrol kecil (1 m x 1 m), sehingga errornya besar.
-    Pekerjaannya lebih lama dan rumit
-    Luas ubinan lebih kecil dari pada menggunakan ubinan metode papan, sehingga krang mewakili

Kjelebihannya :
-   cara penghitunganya lebih cepat dibanding dengan metode petak kontrol, yaitu cara pengukuran langsung dengan memungut gabah yang tercecer pada papan dan ditimbang berat gabah yang tercecer (dengan taberl konversi bobot).
-   Hasilnya selalu positif dan lebih rendah karena yang tercecer dihitung langsung, sehingga lebih akurat
-   Pekerjaan lebih cepat dan sederhana
Luas petak ubinan lebih besar, sehingga lebih realistik


Bersambung BAG III 

No comments:

Post a Comment